18 April 2017

Suzuki Ignis Pakai Girboks AGS, Kelebihan dan Kekurangan

Foto dapurpacu.com

JAKARTA – Sejak pertama kali PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menghadirkan girboks yang mereka sebut Auto Gear Shift (AGS) di model LCGC-nya, yakni Karimun Wagon R. Alih-alih mengembangkan yang orisinil, jenis girboks yang umum disebut teknologi Automated Manual Transmission (AMT) ini kembali dipasangkan ke model terbarunya, Ignis.

AGS atau AMT sejatinya merupakan girboks manual dengan kopling kering, yang perpindahan gigi serta pengaturan koplingnya bekerja secara otomatis. Sederhananya, teknologi ini adalah transmisi manual yang di-otomatis-kan. Hanya saja, menawarkan sensasi layaknya jenis triptonik.

Cara kerjanya sendiri, menurut Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra, kepada Dapurpacu.com, Jakarta, (18/4), bahwa kerja AGS adalah dengan mengintegrasikan aktuator hidrolik presisi yang dikendalikan oleh Electronic Control Unit (ECU) dan Transmission Control Modul (TCM) untuk mengontrol kopling, persneling gigi, dan mesin.

Di mana, girboks AGS memiliki kopling kering seperti mobil manual. Ketika beroperasi, mekanisme kerja kopling dikendalikan pompa yang diatur secara elektronik oleh ECU.

Bedanya dengan model transmisi otomatis konvensional, lanjut Donny, di mana AGS lebih memberikan dua pilihan transmisi ke pengendara, yakni manual dan otomatis. “Sedangkan matik konvensional kan, ya hanya matik saja.”

Keputusan SIS menanamkan teknologi AGS di Ignis, tidak lebih dari strategi perusahaan dan sudah dikenal oleh masyarakat. Tentunya setelah AGS disosialisasikan di model Karimun Wagon R.

“Ini sekaligus memberikan pilihan pada masyarakat untuk menggunakan transmisi manual dan matic dalam satu kendaraan,” tegasnya.

Lebih dari itu, teknologi AGS jamak diketahui lebih murah dibandingkan mengaplikasikan girboks otomatis jenis CVT. Apalagi, AMT memiliki dimensi yang tidak terlalu besar dan lebih cocok untuk mobil berdimensi kecil pula.

Namun, AMT tidak lantas absen kekurangan. Sistem kerjanya yang cukup panjang membuat saat perpindahan gigi menjadi terasa lambat, dan biaya perawatan atau pergantian suku cadangnya lebih banyak maka terasa mahal. Lebih efesien adalah jenis CVT.

KOMENTAR ANDA?

Artikel Terkait